Beberapa waktu lalu ada teman curhat “kang, saya lagi diuji. Apa karena saya kurang dekat sama Tuhan ya?”
Coba cek dari pertanyaannya, ada yang aneh nggak? Yup, ketika ia bertanya seperti itu, sebenarnya dia tahu akar masalahnya dimana. Paham?
Begini, kalimat “Apa karena saya kurang dekat sama Tuhan” ini berarti sebagai bentuk pengakuan bahwa memang ia sedang nggak dekat dengan Allah SWT. Dan jawabannya sudah jelas, bukan?
“Yaudah dekatkan diri sama Allah SWT.”
Terkadang memang orang hanya ingin didengarkan. Seperti teman saya ini.
Walaupun akhirnya saya bicara juga bahwa sejatinya setiap orang pasti bertemu dengan tantangan hidupnya.
Yang terpenting perlahan kita ngerti kenapa dan apa penyebab tantangan hadir. Lalu harus gimana? Yuk kita mulai dengan mengubah cara berpikir.
⁃ Yang tadinya tentang apa yang kita suka, sekarang apa yang Allah SWT suka.
⁃ Yang tadinya tentang apa yang kita inginkan, sekarang apa yang Allah SWT inginkan.
⁃ Yang tadinya tentang apa yang harus dilakukan, sekarang apa yang Allah SWT ingin kita lakukan.
Jadi bukan lagi tentang diri kita. Tapi rentang Allah SWT. Kalo sudah segala sesuatunya karena Allah, maka semua tantangan In syaa Allah selesai dengan sendirinya. Hati kita tenang, hidup kita dimenangkan oleh-Nya.
Kata salah satu ulama terkenal, Ibnul Qayyim, “Bila engkau mencintai Allah tapi engkau tidak tunduk kepadaNya, maka engkau bukanlah hambaNya. Jika engkau tunduk kepadaNya tapi engkau tidak mencintaiNya, maka engkau bukanlah hambaNya. Engkau baru seorang hamba yang benar bila mencintaiNya dan tunduk kepadaNya.”
Jadi kuncinya tunduk dan cinta. Kalo dua-duanya sudah ada di hati, dah mantap deh. Yuk bareng-bareng kita nyari cinta dan hanya tunduk padaNya.